Monday, September 23, 2013
Negeri Penuh Inspirasi di Tengah Badai Oleh Toto Rahardjo
“Make sure that we never trust imperialism, in no way at all, no an iota.”
(Ernesto “Che” Guevara)
Desember 1958, musim gugur telah berlalu di Kuba bagian utara. Angin yang bertiup senantiasa memberi nafas baru bagi kehidupan. Dan penyerangan yang menentukan bagi pasukan Flugencio Batista telah berlalu dengan membawa kegagalan. Tank-tank, pesawat terbang, meriam dan senjata otomatis modern telah gagal membendung pasukan rakyat revolusioner pimpinan si Janggut Lebat Fidel Castro di lingkaran pengepungan Sierra Maestra. Semenjak itu gelombang pasang revolusi kian meningkat merebut daerah demi daerah, dari Santa Clara menuju Havana.
Subscribe to:
Posts (Atom)