Thursday, June 9, 2011
Imam An nifari, makna islam
Allah berseru kepada hamba-Nya:
“Hendaklah engkau menyerah kepada-Ku dengan sepenuh hatimu, dan menyerah kepada perantara-perantara dengan tubuhmu, supaya engkau bersama-Ku dengan kemauan kerasmu, dan bersama selain-Ku dengan akal budimu.
Maka engkau senantiasa menghimpun kemauan kerasmu atas-Ku, tiada bagian bagi selain-Ku terhadap dirimu melainkan hanya kehadiranmu bersamanya, dengan akal budimu saja.
Maka janganlah engkau bersuka ria atas karunia yang dianugerahkan-Nya kepadamu, dan jangan mudah marah kepada orang yang menyakiti hatimu. Jangan pula bermegah karena kejayaanmu, dan menepuk dada menyombongkan ilmu pengetahuanmu.
Waspadalah, jangan tertipu oleh karunia-Ku, dan jangan putus harapanmu karena ujian-Ku, dan jangan jinak bermanja-manja dengan sesuatu selain-Ku.
Laksanakanlah apa yang menjadi perintah-Ku tanpa menoleh kebelakang, maka jika demikian halmu sama dengan malaikat-Ku yang berkemauan teguh.
Bila engkau berlengah-lengah menanti perintah-Ku—sedangkan engkau sudah mengetahui—, maka jika demikian engkau terang-terangan menentang perintah-Ku.”
Imam An-Nifari (Muhammad ibnu Abd Jabbar bin al Husain an-Nifary), Ra’aytullah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment