Wednesday, October 20, 2010
SEORANG MURSYID DARI SUDUT FISIKA
Suatu hari seorang Mursyid terlihat muncul di dua lokasi yang berbeda pada saat
yang bersamaan ketika para Salikin (santri) sedang sibuk mengecor atap gedung pesantren.
Pada suatu ketika di Situbondo seorang ulama mendatangi dua pengajian di dua tempat
yang berbeda dalam waktu bersamaan.
Orang Madura menyebutnya mecah, banyak orang heboh,
tapi lebih banyak yang tak percaya; mungkinkah seorang yang diberi petunjuk oleh Alloh SWT
(Mursyid) bisa menjadikan dirinya hadir di dua (atau bahkan lebih) tempat yang berbeda
dalam waktu yang bersamaan ?
sejak Nabi Muhammad SAW mengabarkan telah melakukan perjalanan secara jasmani
ke Yerusalem Palestina dan memimpin sholat para nabi secara fisik di Mesjid Al Aqsho
lalu meneruskan perjalanan ke hadirat Alloh hanya dalam waktu semalam bahkan kurang,
pertanyaan semacam itu sudah muncul.
Pertanyaan itu bukan pertanyaan melainkan gugatan yang terutama dating dari
orang-orang yang dengki kepada Nabi Muhammad SAW dan Islam.
Orang beriman seharusnya tak bisa diragukan, pasti mempercayai kejadian dan kabar
yang dibawa oleh Nabi perihal perjalanan malamnya pada suatu malam.
Al Qur’an mengabarkan hal itu dan mewajibkan orang muslim untuk meyakininya,
tak ada pilihan lain karena sudah menjadi ketetapan Alloh SWT.
Perihal kelebihan dari orang-orang yang dekat degan Alloh SWT, Al Ghozaly menyebutnya
dalam kitab Minhajul Abidin sebagai karomah yang berjumlah 40.
Ketika berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan yang meragukan kejadian itu,
banyak orang beriman yang mengaku percaya tentang kejadian Isro Mi’roj Nabi
tak bisa menjawab, kecuali sebuah pernyataan bahwa hal itu sudah keyakinan (iman)
dan tak mungkin diurai dengan akal.
Sebagian yang lain menyebutnya sebagai sebuah kesaktian, kedigjayaan
seperti yang dimiliki jagoan dalam cerita silat.
Jika kemudian ada gugatan dari mereka yang bertanya bahwa Islam adalah agama
yang tak masuk akal karena jawaban semacam itu, tentu yang bertanya tak bisa disalahkan.
Banyak jawaban tentang pertanyaan Isro Mi’roj selama ini sebenarnya sangat kuno,
sehingga kemungkinan besar memang tak akan sanggup menjawab orang yang bertanya.
Persoalan bagaimana mungkin Alloh SWT menciptakan dan menetapkan sebuah kejadian
jika ciptaan dan ketetapan itu tak bisa diurai oleh akal,
padahal akal (seperti halnya juga hati, nafsu, pikiran, waktu dan sebagainya)
adalah juga produk dan ketetapan Alloh ?
Secara hukum fisika jasmani sejatinya bisa berkeping-keping, hingga jangankan hanya hadir
di dua tempat dalam waktu yang sama, tapi bisa juga dijumpai disetiap ruang dan waktu,
masa lalu dan masa kini.
Tubuh (jasmani) pada dasarnya tidak dikendalikan oleh tubuh utama yang memilikinya
atau oleh hukum gravitasi versi Isaac Newton.
Ada hukum fisika lain yang sanggup mengendalikan tubuh yaitu hukum kecepatan.
Tubuh manusia tidak akan sanggup melepaskan diri dari bumi (tempat pijakan)
kecuali ada gaya pendorong (kecepatan) yang lebih besar yang melepaskannya
dari gaya gravitasi.
Kemudian mesti juga ada hukum lain dalam fisika dimana benda yang tipis mampu
menembus benda yang tebal, dan benda yang tebal dapat menembus benda
yang lebih tebal lagi, atau lebih keras dengan menggunakan gaya yang lebih besar,
atau semata-mata melalui gaya kecepatan.
Secara sederhana dapat dikatakan, dihadapan gaya kecepatan, bobot atau berat
dari benda padat, apakah digerakkan atau disentuh sebenarnya tidak perlu diperhatikan.
Kita sudah paham tentang angka kecepatan dari matahari dan bintang-bintang yang lain,
jika kita menembakkan sebutir peluru dengan kecepatan, katakanlah 2.500 meter perdetik,
maka kita tahu ia (peluru) mampu menembus dan menusuk sebuah lempeng besi
yang memiliki tebal beberapa inchi.
Peluru kendali Tomahawk yang ditembakkan oleh kapal-kapal perang Amerika Serikat
Dari Teluk Persia bahkan sanggup menghancur leburkan benteng dibawah tanah
yang dilapisi beton dan baja setebal dua meter milik Sadam Husein,
padahal jaraknya beribu-ribu kilometer.
Lalu jika semua buatan manusia bisa melakukan itu semua, bagaimana dengan ciptaan
Alloh SWT, misalnya Malaikat ? Malaikat tentu saja dapat bergerak dengan kecepatan
yang sangat jauh lebih besar dibanding semua itu.
Jangankan hanya peluru buatan manusia, atau matahari dan juga bintang-bintang,
kedipan mata dan juga pikiran dalam ingatan manusia kalah cepat
dibanding dengan kecepatan malaikat.
Dengan kecepatan yang sangat luar biasa dan pasti melampaui semua kecepatan
yang pernah dikenal oleh manusia, maka harus tidak ada yang sulit bagi Alloh SWT
melalui para malaikatnya untuk sekedar memindahkan tubuh Isa, Muhammad,
Elijah, seorang Mursyid atau orang-orang yang dekat dengan Alloh SWT
Melalui fasilitas dan kecepatan (rapidity) yang sangat mengejutkan,
me-nol-kan hukum gravitasi dari bola bumi yang menguasai mereka.
Lantas adakah yang aneh dari semua kejadian mecah tersebut, kecuali hanya pikiran
dan keragu-raguan dari orang-orang yang ragu dan dengki ?
alloh SWT mengajarkan manusia untuk menggunakan akal, selain hati (iman)
Tak ada agama tanpa akal…..
?Tag On : Artikel Islami ; Tasawuf
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment